History is written by the assholes. Sejarah ditulis oleh para pemenang. Saya bukan ahli sejarah, tapi ini adalah 10 buku sejarah yang menurut saya serenyah keripik kentang. Sejarah yang menggunakan sudut pandang masyarakat paling bawah: budak, buruh, keple, para pelarian, petani kecil, penjahat amatiran, pemberontak, LGBT, hingga komunitas kulit hitam. 10 buku ini penting untuk melihat realitas masa lalu dan masa kini kita bukan dari kacamata tentara, elit penguasa, dinas-dinas kementerian, yang bukan saja membosankan, tapi sangat manipulatif.
- 10. Farish Noor, The Other Malaysia
Buku sejarah Malaysia dengan wajah lain. Selama ini, sejarah Malaysia didominasi oleh narasi patriarkis, feudal, dan dari perspektif kesultanan. Buku ini menceritakan sejarah dari perspektif kaum subaltern, salah satunya adalah LGBT, perempuan, dan kaum-kaum yang menentang manipulasi agama. Diceritakan dalam bentuk kumpulan esai dari tahun 1999-2002, Farish Noor menyampaikannya dengan ringan, kritikal dan jenaka, pembaca hipster pasti menyukai buku ini.

9. Anton Lucas, Peristiwa Tiga Daerah.
Sejarah amok di Pantura Jawa: Brebes, Tegal, Pemalang selama masa revolusi sosial, akhir tahun 1945. Kemarahan ini didasarkan pada ketimpangan, kelaparan, dan kelangkaan pangan sejak pendudukan Jepang dan meledak ketika koloni Jepang angkat kaki. Kaum-kaum revolusioner, petani cilik marah kepada priyayi desa, lurah, bupati, yang korup selama masa koloni. Mereka dikejar, dipermalukan di depan publik, dilucuti pakaiannya, diarak dengan karung goni dan dipaksa makan dedak, pakan ayam. Rumah mereka dijarah, dan dibunuh. Alat kelamin mereka ada yang digantung di atas pintu. Buku sejarah ini menyerupai etnografi karena bahan-bahanya didominasi dari sejarah lisan. Dari Anton Lucas kita perlu belajar bahwa revolusi sosial akan terus mengancam hingga kini jika penguasa tidak mendistribusikan kesejahteraan secara adil.

8. E.P Thompson.Whigs and Hunters
Buku ini dengan bagus menjelaskan asal usul munculnya kriminalitas kecil yang didefinisikan oleh elit Inggris sejak mereka mendirikan pagar batas di teritori wilayah buruan dan hutan. Buku ini sangat relevan bagi mereka yang melakukan studi tentang batas-batas hutan dan taman nasional. Negara melalui Perhutani, TNI mendefinisikan peladang, petani kecil dan pemburu binatang sebagai kriminal baru jika mereka melewati batas-batas yang telah ditetapkan. Tidak heran jika, antropolog Nancy Peluso demen banget dengan buku ini dan menginspirasi bukunya, Hutan Kaya, Rakyat Melarat.

7. Eric Wolf, Europe and the People Without History.
Wolf menawarkan narasi tentang “orang-orang tanpa sejarah”. Ia menentang gagasan evolusionisme sosial. Menurutnya, evolusionisme hanya menjelaskan kemajuan sejarah orang kulit putih dan Eropa karena merekalah yang mengontrol sistem produksi kapitalisme. Wolf percaya bahwa sejarah masyarakat dihasilkan dari bipolaritas perbedaan atau gesekan sosia. Ia berpendapat bahwa pertukaran yang tidak setara terjadi dalam mode produksi dan hubungan sosial. Inilah alasannya mengapa suatu kelompok dapat mengontrol dan menaklukkan kelompok lain. Wolf melacak kekhalifahan Islam, Portugis, Spanyol, Belanda, Prancis hingga Inggris menginvasi dunia selatan karena “cara produksi”, seperti surplus produksi pertanian dan peternakan (untuk menghasilkan wol dan untuk karavan), munculnya pedagang makmur dan kekuatan militer meningkat. Berbasis modal ini, masyarakat dunia Selatan ditaklukkan secara politik dan ekonomi dan dianggap tidak mempunyai sejarah. Sebagai antropolog, Wolf berani untuk menarasikan sejarah global dengan sangat apik dan penuh pembelaan.

6. James C Scott, The Art of Not Being Governed
Buku menggambarkan sejarah orang dataran tinggi di semua kawasan Asia Tenggara yang bergelombang ini yang mempunyai kultur dan sejarah berbeda dari apa yang selama ini kita ketahui dan pelajari.
Selama ini sejarah kita adalah sejarah dataran rendah, sejarah dari perspektif masyarakat kota, sejarah pertanian sawah, sejarah kesultanan, sejarah agama besar yang punya kitab suci, dan sejarah semua manusia yang tinggal menetap. Tapi James Scott melihat sejarah dari sudut pandang masyarakat dataran tinggi, yang hidupnya terus bergerak, tidak mempunyai kitab suci, beragama secara lisan turun temurun.

5. Sartono Kartodirdjo, Pemberontakan Petani Banten 1888
Yang unik dari buku ini, cerita intinya adalah pemberontakan yang terjadi satu hari saja, 9 Juli 1888. Jadi mirip studi kasus dibanding buku sejarah yang umumnya kita ketahui. Namun sejarah penyebab dari pemberontakan ini cukup panjang. Bukan saja dari naiknya kebangkitan agama, di pesantren-pesantren, munculnya aliran tarekat dan tingginya tingkat orang naik haji. Namun juga pada dekade tahun-tahun ini, liberalisasi ekonomi mencapai puncaknya. Banyak petani mengalami kelaparan dan pemiskinan karena tanahnya ditanami komoditas global dan tenaga kerjanya dieksploitasi oleh sistem pertanian kolonial. Belajar dari buku sejarah yang ditulis dari disertasi ini, kita bisa menengok pada saat ini dimana protes-protes keagamaan juga beriringan dengan pemiskinan struktural akibat liberalisasi ekonomi.

4. Jane Jacobs, The Death and Life of Great American Cities
Dibanding tulisan sejarah, buku ini lebih mirip dengan laporan etnografis jurnalistik. Namun demikian, ada alasan mengapa buku ini saya masukkan dalam kategori sejarah. Hal paling saya ingat dari buku ini adalah kawasan pemukiman kulit hitam yang kerap dipandang tidak aman dan kumuh justru menjadi tempat paling aman ditinggali. Salah satu alasannya adalah tingginya komunalitas dan saling megawasi antar warga. Solidaritas dan saling perduli ini menjadi semacam “CCTV organik” di kalangan warga kulit hitam. Bentuk pengawasan ini menyebabkan rendahnya pencurian hingga pembunuhan. Namun demikian, model kota Amerika yang organik seperti ini telah pudar. Kesadaran organik telah tergantikan oleh mekanisme teknologi. Manusia hidup secara individualis dan salah satu yang berkontribusi terhadap hal tersebut adalah cara teknisi membangun infrastruktur kota dan arsitek merancang gedung dan pemukiman. Buku ini patut menjadi bacaan bagu peminat sejarah urban, ahli tata kota dan arsitektur untuk memahami suatu pemukiman yang lebih manusiawi dan organik.

3. Eduardo Galeano, Open Veins of Latin America.
Bagi mereka yang ingin melakukan studi ekologi politik. Buku ini adalah bacaan dasar yang wajib dikunyah. Galeano dengan gamblang mendeskripsikan bagaimana kolonial Eropa hingga Amerika Serikat masuk ke Negara-negara di Amerika Latin melalui beragam eksploitasi sumber daya alam dan komoditas. Menariknya, Galeano tidak mendeskripsikan sejarah eksploitasi secara kronologis, melainkan melalui mekanisme sistemik kolonial. Mereka membuka urat-urat komoditas yang terbentang di seluruh tubuh benua Amerika latin dari emas dan perak, kakao dan kapas, karet dan kopi, buah, kulit dan wol, minyak bumi, besi, nikel, mangan, tembaga, bijih aluminium, nitrat, dan timah. Dari Brazil hingga seluruh kepulauan Karibia. Urat-urat nadi ini dibuka dan semuanya berbermuara di pundi-pundi kekayaan di Eropa dan Amerika Serikat.

2. Julius Scott, Common Wind
Ini adalah buku yang hampir seluruh isinya tentang pelarian budak-budak dari Haiti menyeberang ke Kuba, Florida, atau ke Puerto Rico dan Venezuela, dan sebaliknya. Lucunya, masing-masing penguasa kolonial, pemilik budak, seperti Inggris, Perancis dan Spanyol saling bernegosiasi agar masing-masing budak mereka tidak lepas menyeberang ke daerah jajahan lainnya. Buku ini memberikan refleksi saya bahwa mungkin asal usul studi Hubungan Internasional (HI) ya berawal dari politik lobi antar negara Eropa dalam mengontrol budak-budak mereka agar tidak lepas satu sama lainnya. Menariknya, para budak di Haiti, yang merupakan jajahan Perancis, terinspirasi merdeka sejak ada Revolusi Perancis yang menjanjikan liberte, egalite dan fraternite. Ini adalah buku yang benar-benar ditulis dari catatan-catatan para budak, daripada sekedar melihat dari perspektif penguasa kulit putih.

- Howard Zinn, A People’s History of the United States
Percayalah, jika anda diterima sekolah di Amerika Serikat dan sebelum beragkat, anda diberi satu koper buku tentang sejarah dan kultur orang Amerika, anda tidak akan menemui buku ini. Buku paling jujur tentang Amerika. Di beberapa negara bagian, seperti Arkansas dan Arizona buku ini dilarang diajarkan karena kenyataan sejarahnya terlalu pahit. Buku ini membuat kaum nasionalis garis keras, kejang-kejang naik darah. Sejarah yang ditulis oleh Zinn tidak ortodok. Ia menggambarkan bagaimana Native American digusur oleh koloni kulit putih dengan serangkaian pembunuhan besar-besaran. Dan pembantaian ini telah mengubah bukan saja lanskap ekologi namun juga struktur sosial, hasil seni dan kebudayaan Native American yang sangat rigid, egaliterian dan kaya. Serangkaian pembantaian ini yang menjadi modal dasar Amerika untuk menginvasi koloni-koloni selanjutnya di luar Amerika Serikat hingga tahun 1970-1980an.
